Rabu, 26 Desember 2012

Sholli wasallim daa iman alah mada
Sholli wasallim daa iman alah mada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada

==================================

Eman lo wong Islam, ninggal Sholat wengi
Sak ben dalu turu, ora gelem tangi
Sholat wengi ngono, disenengi Gusti
Sopo gelem nyuwun, pasti di paringi



Sholat limang waktu, ayo podo njogo
Jama’ah nang masjid, bareng sak kluwargo
Ganjarane slawe, celengan suwargo
Malah biso dadi, pitu likur ugo

Yen Sholat kesusu, ora biso pernah
Rukuk lan sujude, ditoto sing genah
Sing khusyu’ lan khudhur, ugo tumakninah
Ngerteni sing wajib, lan ngerti sing sunah

Yen rumongso sugih, itungen donyone
Bagiane Zakat, ojo dilalekne
Dulur karo tonggo, sing podo miskine
kabeh podo nunggu, zakat bagiane

Yen karo tonggone, Sing apik atine
Yen kahanan longgar, mikiro butuhe
Sajak perlu utang, enggal di peringne
Nanging ojo nganti, njaluk anak ane

Ayo do ngurangi, nonton televisi
Timbang nonton TV, luweh becik ngaji
“Ahbaabul Musthofa” wadah kanggo ngaji
Kumpul poro Habaib lan poro Kyai

Eman lo wong ngaji, campur lanang wadon
Campur lanang wadon, lamun dudu mahrom
Biso biso malah, nglakoni sing harom
Ilmu gak manfa’at, rusak malah klakon

Lanang karo wadon, manggon sepi sepi
Nyanding senggal senggol koyok kebo sapi
Ngunu kuwi duso, nurut poro nabi
Ojo di terusno, yen durung di rabi

sejarah silat IPSI

Pencak silat merupakan salah satu hasil budaya bangsa Indonesia yang bersifat turun temurun, yang terdiri dari berbagai perguruan atau aliran pencak silat. Istilah pencak silat sendiri mulai dipakai sejak berdirinya organisasi pencak silat Indonesia, yakni Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi pencak silat di Indonesia yang disebut dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia atau disingkat IPSI didirikan pada tanggal 18 mei 1948 di Surakarta, diprakarsai oleh Mr. Wongsonegoro, yang saat itu menjabat sebagai ketua pusat kebudayaan Kedu (Lubis, 2004:2). Organisasi pencak silat di Indonesia terdiri dari berbagai macam perguruan pencak silat. Beberapa perguruan tersebut diantaranya adalah: Perisai Putih, Putra Putih, Perpi Harimurti, Perisai Diri, Prashaja Mataram, Keluarga Pencak silat Nusantara, PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia), Setia Hati, Tapak Suci, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Untuk selanjutnya sepuluh perguruan tersebut diberi istilah 10 Perguruan Historis (Lubis, 2004:4). Salah satu perguruan historis pemrakarsa berdirinya Ikatan Pencak Silat Indonesia adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Persaudaraan Setia Hati Terate berbentuk organisasi, dan didirikan pada tahun 1922 di Madiun dan berkedudukan di Madiun, Jawa Timur Indonesia (PSHT,2011:1). Susunan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ditingkat pusat disebut pengurus pusat, di tingkat Kota/Kabupaten/Kota administratif disebut pengurus cabang, ditingkat lembaga perguruan tinggi dan di luar negeri disebut pengurus komisariat, dan ditingkat kelurahan/desa disebut pengurus rayon (PSHT,2011:3). Keanggotaan dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate tersebut dibagi menjadi dua, yakni Warga dan Siswa. Warga adalah anggota tetap yang telah disahkan sesuai dengan tata cara yang berlaku pada organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate. Seorang warga berhak memberikan pelajaran pencak silat kepada siswa. Sedangkan siswa ialah anggota yang belum disahkan menjadi anggota tetap dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT,2011:7). Tingkatan siswa dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dibagi menjadi empat tingkatan, yakni tingkat sabuk polos (hitam), tingkat sabuk jambon (merah muda), tingkat sabuk hijau, dan tingkat sabuk putih” (PSHT,2011:24). Untuk mencapai tingkatan Warga (anggota tetap PSHT), seorang siswa diwajibkan mengikuti dan menguasai pelajaran pencak silat yang diberikan oleh pelatih sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate. Kurikulum tersebut berisi materi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang disusun sesuai tingkatan sabuk siswa. Siswa tingkat sabuk putih yang yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dengan melalui testing oleh pengurus cabang diajukan kepada pengurus pusat untuk dapat disahkan menjadi Warga atau menjadi anggota tetap organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT,2011:7)