PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN HASIL LAS
A. Pengujian dan Pemeriksaan Daerah Las
Hasil pengelasan pada umumnya sangat bergantung pada keterampilan juru las. Kerusakan hasil las baik di permukaan maupun di bagian dalam sulit dideteksi dengan metode pengujian sederhana. Selain itu karena struktur yang dilas merupakan bagian integral dari seluruh badan material las maka retakan yang timbul akan menyebar luas
dengan cepat bahkan mungkin bisa menyebabkan kecelakaan yang serius. Untuk mencegah kecelakaan tersebut pengujian dan pemeriksaan daerah-daerah las sangatlah penting. Tujuan dilakukannya pengujian adalah untuk menentukan kualitas
produk-produk atau spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah hasil pengujian itu relatif dapat diterima menurut standar-standar kualitas tertentu atau tidak dengan kata lain tujuan pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin kualitas dan memberikan kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas. Untuk program pengendalian prosedur pengelasan, pengujian dan pemeriksaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengujian dan pemeriksaan dilakukan yaitu sebelum, selama atau setelah pengelasan. Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan sebelum pengelasan meliputi: pemeriksaan peralatan las, material pengelasan yang akan digunakan; pengujian verifikasi prosedur pengelasan yang harus sesuai dengan prosedur pengelasan yang memadai; dan pengujian kualifikasi juru las sesuai dengan ketrampilan juru las. Pemeriksaan untuk verifikasi pemenuhan standar pengelasan meliputi pemeriksaan kemiringan baja yang dilas, dan pemeriksaan galur las pada setiap sambungan. Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan selama proses pengelasan meliputi: pemeriksaan tingkat kekeringan dan kondisi penyimpanan elektrode pengelasan; pemeriksaan las ikat; pemeriksaan kondisikondisi pengelasan terpending (arus listrik, tegangan listrik, kecepatan proses pengelasan, urutan proses pengelasan, dsb.); pemeriksaan kondisi-kondisi sebelum dilakukan pemanasan; danpemeriksaan status sumbing-belakang. Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan setelah proses pengelasan meliputi: pemeriksaan temperatur pemanasan dan tingkat pendinginan sesudah proses pemanasan dan pelurusan; pemeriksaan visual pada ketelitian ukuran; dan pemeriksaan pada bagian dalam dan permukaan hasil las yang rusak.
A. 1 Klasifikasi Metode Pengujian Daerah Las
Metode pengujian daerah las secara kasar dapat diklasifikasikan menjadi pengujian merusak / destruktif (DT) dan pengujian tidak merusak / non-destruktif (NDT). Dalam pengujian destruktif, sebuah spesimen atau batang uji dipotongkan dari daerah las atau sebuah model berukuran penuh dari daerah las yang diuji dilakukan perubahan bentuk dengan dirusak untuk menguji sifat-sifat mekanik dan penampilan daerah las tersebut. Dalam pengujian non-destruktif, hasil pengelasan diuji tanpa perusakan untuk mendeteksi kerusakan hasil las dan cacat dalam. Klasifikasi metode pengujian daerah las : Uji destruktif (DT) :1.Uji mekanis : a. uji tarik b. Uji lengkung c. Uji hentakan d. Uji kekerasan e. Uji kelelehan f. Lain-lain 2. Uji struktur: a. Uji permukaan pecahan b. Uji makroskopik c. Uji mikroskopik 3. Uji kimia: a. Uji analitis b. Uji kekaratan c. uji penentuan kadar air Pengujian nondestruktif (NDT) : 1. Uji kerusakan pada permukaan : a. Uji visual (VT) b. Uji partikel magnet (MT) c. Uji penetrasi (PT) d. Uji putaran arus listrik 2. Uji kerusakan bagian dalam : a. Uji radiografi (RT) b. Uji ultrasonik (UT) 3. Uji lain – lain : a. Uji ketirisan (LT) b. Uji resistensi tekanan (PRT
A. 2 PENGUJIAN DENGAN CARA MERUSAK /DT
A.2.1 Pengujian mekanik
1. Uji tarik
Uji tarik dilaksanakan untuk menentukan kekuatan tarik, titik mulur (kekuatan lentur) las, pemanjangan dan pengurangan material las. Spesimen tersebut ujung-ujungnya dipegang dengan jepitan alat penguji, dan ditarik dengan menggunakan beban tarik.
2. Uji lengkung
Uji lengkung dilaksanakan untuk memeriksa pipa saluran dan keutuhan mekanis dari material las. Ada dua jenis uji lengkung, yaitu: uji lengkung kendali dan uji lengkung gulungan. Pada tiap-tiap jenis uji lengkung itu, sebuah spesimen dalam bentuk dan ukuran tertentu dilengkungkan sampai radius bagian dalam tertentu dan sudut lengkung tertentu, kemudian diperiksa keretakan dan kerusakannya
3. Uji Hentakan
Uji hentakan dilaksanakan untuk menentukan kekuatan material las. Sebagai sebuah metode uji hentakan yang digunakan di dalam dunia industri, JIS menetapkan secara khusus uji hentakan charpy dan uji hentakan izod
4. Uji Kekerasan
Uji kekerasan, seperti halnya uji tarik, seringkali dilaksanakan. Karena daerah las dipanaskan dan didinginkan dengan cepat, maka daerah yang terkena panas akan menjadi keras dan rapuh. Kekerasan maksimal pada daerah las yang diukur dengan uji kekerasan digunakan sebagai dasar penentuan kondisi-kondisi sebelum dan sesudah pemanasan yang akan dilakukan untuk mencegah retakan hasil pengelasan.
5. Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam. Untuk keperluan pengujian, material logam dipotong-potong, kemudian potongan - potongan diletakkan di bawah dan dikikis dengan material alat penggores yang sesuai. Uji struktur ini dilaksanakan secara makroskopik atau mikroskopik. Dalam uji makroskopik, permukaan spesimen diperiksa dengan mata telanjang atau melalui loupe untuk mengetahui status penetrasi, jangkauan yang terkena panas, dan kerusakannya. Dalam pemeriksaan mikroskopik, permukaan spesimen diperiksa melalui mikroskop metalurgi untuk mengetahui jenis struktur dan rasio komponen-komponennya, untuk menentukan sifat-sifat materialnya.
B .3 PENGUJIAN DENGAN CARA TAK MERUSAK / NDT
B .3.1 Uji Kerusakan Permukaan
1. Uji visual (VT)
Uji visual merupakan salah satu metode pemeriksaan terpenting yang paling banyak digunakan. Uji visual tidak memerlukan peralatan tertentu dan oleh karenanya relatif murah selain juga cepat dan mudah dilaksanakan.
2. Uji Partikel Magnet (MT)
Pengujian terhadap partikel magnet merupakan metode yang benar-benar efisien dan mudah dilaksanakan untuk mendeteksi secara visual kerusakan-kerusakan halus yang tidak teridentifikasi pada atau di dekat permukaan logam.
3. Uji Zat Penetran (PT)
Pada umumnya, uji zat penetran ini dilakukan secara manual, sehingga dapat tidaknya kerusakan itu berhasil dideteksi sangat bergantung pada ketrampilan penguji.
Hai manusia hormati ibumu yang melahirkan dan menyayangimu darah dagingmu dari air susunya jiwaragamu dari kasih sayangnya dialah manusia satu-satunya yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Rabu, 26 Mei 2010
PROSEDUR DAN TEKNIK DALAM PENGELASAN
Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan pengelasan yang meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi las, dapat menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efisiensi dan ekonomi dari aktivitas produksi. Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuat prosedur tersendiri secara terperinci termasuk menentukan alat yang diperlukan yang sesuai dengan rencana pembuatan dan kwalitas produksi. Dibawah ini akan diterangkan cara-cara dasar dalam membuat prosedur pengelasan untuk krontuksi baja pada umumnya.
Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap tiap sambungan las yang ada pada kontruksi. Dalam hal ini tentu dasarnya efisiensi yang tinggi, biaya murah, penghematan tenaga penghematan energi sejauh mungkin. Proses pengelasan yang dipilih harus sudah ditentukan dalam tahap perencanaan kontruksi. Dalam pemilihan ini sebaiknya dibicarakan diantara tiga pihak yaitu pihak berencana, pihak pelaksana dan pihak peneliti dilaboratorium dengantitik berat pada pelaksana. Dalam penentuan ini dengan sendirinya harus dipertimbangkan juga alat yang akan digunakan, latihan bagi pekerja bia diperlkan, persetujuan dari pihak keselamaatan kerja, penentuan cara peeriksaan dan lain sebagainya.
Bila proses pengelasan telah dirtentukan untuk tiap tiap sambungan maka tahap nerikutnya adalah menentukan syarat syarat pengelasan, urutan pangelasan dan persiapan pengelasan, baru setelah itu harus ditenhtukan cara cara menghilangkan deformasi dan laku panas yang diperlukan.
Persiapan pengelasan
Mutu dari hasil pengelasan tergantung dari pengerjaan las nya itu sendiri juga sangat tergantung dari persiapanya sebelum pelaksaanan pengelasan, Karena itu persiapan pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan pengelasan, Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit dan beberapa hal lainya lagi.
Dalam menentukan alat alat, disamping menentukan lasnya itu sendiri hal yang juga tdak kalah pentingnya adalah penentuan alat perait atau alat bantu. Alat perakit ini adalah alat alat khusus yang dapat memegang dengan kuat bagian bagian yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat. Jadi pemilihan alat bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan mengurangi waktu pengelasan. Alat perakit dalam pengelasan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang memegang bagian-bagian yang akan dilas pada tempatnya sehingga memudahkan pengelasan dan yang kedua adalah pemegang yang dapat menahan perubahan dari bentuk konstruksi
Persiapan bagian yang akan dilas
Persiapan sisi las
Setelah penentuan proses pengelasan maka geometri sambungan harus ditentukan dengan memperhatikan tigkatan teknik dari begian pembuatan, sifat keampuan pengerjaan nya dan kemungkinan penghematan yang akhirnya tertuju pada bentuk alur.
Posisi pengelasan dan alat pemegang
Posisi pengelasan yang terbaik dilihat dari sudut kwalitas sambungan dan efisiensi pengelasan adalah pasisi datar, Karena itu dalam manentukan urutan perakitan, landasan perakitan alat perakit harus mengusahakan sejauh mungkin menggunakan posisi datar.
Las ikat dan perakitan
Dalam penyetelan ini sering sekali bagian bagian harus dihubungkan satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat tempat tertentu yang dinamakan las ikat
Pemeriksaan dan perbaikan alur
Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, karena itu pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukuran nya harus juga dilakukan pada saat sebelum pengelasan.
Pembersihan alur
Kotoran-kotoran seperti karat, terak, minyak, air dan lain sebagainya bila tercampur dengan logam las dapat menimbulkan cacat las seperti retak, lubang halus dan lain sebagainya yang dapat mambahayakan kontruksi, karena itu kotoran-kotoran itu harus dibersihkan sebelum pelaksanaan pengelasan. Pembersihanya yaitu dengan cara mekanik atau cara kimia
Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap tiap sambungan las yang ada pada kontruksi. Dalam hal ini tentu dasarnya efisiensi yang tinggi, biaya murah, penghematan tenaga penghematan energi sejauh mungkin. Proses pengelasan yang dipilih harus sudah ditentukan dalam tahap perencanaan kontruksi. Dalam pemilihan ini sebaiknya dibicarakan diantara tiga pihak yaitu pihak berencana, pihak pelaksana dan pihak peneliti dilaboratorium dengantitik berat pada pelaksana. Dalam penentuan ini dengan sendirinya harus dipertimbangkan juga alat yang akan digunakan, latihan bagi pekerja bia diperlkan, persetujuan dari pihak keselamaatan kerja, penentuan cara peeriksaan dan lain sebagainya.
Bila proses pengelasan telah dirtentukan untuk tiap tiap sambungan maka tahap nerikutnya adalah menentukan syarat syarat pengelasan, urutan pangelasan dan persiapan pengelasan, baru setelah itu harus ditenhtukan cara cara menghilangkan deformasi dan laku panas yang diperlukan.
Persiapan pengelasan
Mutu dari hasil pengelasan tergantung dari pengerjaan las nya itu sendiri juga sangat tergantung dari persiapanya sebelum pelaksaanan pengelasan, Karena itu persiapan pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan pengelasan, Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit dan beberapa hal lainya lagi.
Dalam menentukan alat alat, disamping menentukan lasnya itu sendiri hal yang juga tdak kalah pentingnya adalah penentuan alat perait atau alat bantu. Alat perakit ini adalah alat alat khusus yang dapat memegang dengan kuat bagian bagian yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat. Jadi pemilihan alat bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan mengurangi waktu pengelasan. Alat perakit dalam pengelasan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang memegang bagian-bagian yang akan dilas pada tempatnya sehingga memudahkan pengelasan dan yang kedua adalah pemegang yang dapat menahan perubahan dari bentuk konstruksi
Persiapan bagian yang akan dilas
Persiapan sisi las
Setelah penentuan proses pengelasan maka geometri sambungan harus ditentukan dengan memperhatikan tigkatan teknik dari begian pembuatan, sifat keampuan pengerjaan nya dan kemungkinan penghematan yang akhirnya tertuju pada bentuk alur.
Posisi pengelasan dan alat pemegang
Posisi pengelasan yang terbaik dilihat dari sudut kwalitas sambungan dan efisiensi pengelasan adalah pasisi datar, Karena itu dalam manentukan urutan perakitan, landasan perakitan alat perakit harus mengusahakan sejauh mungkin menggunakan posisi datar.
Las ikat dan perakitan
Dalam penyetelan ini sering sekali bagian bagian harus dihubungkan satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat tempat tertentu yang dinamakan las ikat
Pemeriksaan dan perbaikan alur
Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, karena itu pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukuran nya harus juga dilakukan pada saat sebelum pengelasan.
Pembersihan alur
Kotoran-kotoran seperti karat, terak, minyak, air dan lain sebagainya bila tercampur dengan logam las dapat menimbulkan cacat las seperti retak, lubang halus dan lain sebagainya yang dapat mambahayakan kontruksi, karena itu kotoran-kotoran itu harus dibersihkan sebelum pelaksanaan pengelasan. Pembersihanya yaitu dengan cara mekanik atau cara kimia
Langganan:
Postingan (Atom)