Pelatihan Verkroom, Vernikel, Hardchrome. pada besi, tembaga, aluminium.
Diajarkan mulai dari proses pencucian logam/solvent cleaning,
degreaser, pickling, Electro Cleaning, hingga Poles/finishing.Kursus
Verchoom, diajarkan teknik pelapisan logam chroom pada besi, aluminium,
tembaga, baja. Hasil logam setelah di lapis akan Halus, Licin,
Mengkilap, Cemerlang & Anti Karat.
Kursus Anodes (Pelapisan Warna Warni pada Aluminium, Cemerlang,
anti Gores &karat)Anodizing Technique. Pelapisan Aneka warna pada
Aluminium, untuk asesoris kendaraan bermotor, panci, asesoris mobil,
velg, handle pintu, dll. Diajarkan Teknik Melapis aneka warna yang
mengkilat, tahan lama, anti karat & Indah.
Kursus Gold Plating (Pelapisan Emas). Untuk Perhiasan imitasi,
warna kuning emas 22K, kuning kemerahan, merah, diajarkan cara
pencampuran larutan, pelapisan nikel kilap untuk imitasi, pre treatment
& post treatment.
Pelatihan Brass Plating (Pelapisan warna kuning emas, coklat, hitam
kopi).Brass Plating adalah Teknik Electroplating yang menghasilkan
warna kuning emas, kuning kecoklatan & Hitam Kopi. Besi & Logam
yang dilapis akan halus permukaannya & mengkilat. Diajarkan Teknik
pelapisan logam – Electro plating dengan rinci, peserta akan dibimbing
oleh instruktur yang berpengalaman sampai bisa
Hai manusia hormati ibumu yang melahirkan dan menyayangimu darah dagingmu dari air susunya jiwaragamu dari kasih sayangnya dialah manusia satu-satunya yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Rabu, 29 September 2010
Cara Pelapisan Logam Secara Listrik (Elektroplating)
elektroplatingPELAPISAN TEMBAGA
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit, yaitu :
1. Larutan asam
2. Larutan sianida
3. Larutan fluoborat
4. Larutan pyrophosphat
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah larutan asam dan larutan sianida
PELAPISAN TIMAH PUTIH
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan sebagainya. Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara celup panas menghasilkan lapisan yang tebal dan kurang merata (kurang halus) sedangkan pelapisan secara listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih merata/halus. Dengan keuntungan tersebut pada saat ini lebih banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing)..
PELAPISAN SENG
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan senga pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik (elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang juga disebut elektro-galvanizing. Larutan elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida. Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam. Namun larutan asam digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah.
Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat dan larutan pyrophosphat.
PELAPISAN NIKEL
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan lainnya.
PELAPISAN KHROM
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas khrom yang sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif dari pelapisan khrom, keuntungan lain dari pelapisan khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras. Sumber logam khrom didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia adalah khrom oksida (Cr O3) sehingga terdapatnya asam khrom adalah pada waktu khrom oksida bercampur dengan air
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit, yaitu :
1. Larutan asam
2. Larutan sianida
3. Larutan fluoborat
4. Larutan pyrophosphat
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah larutan asam dan larutan sianida
PELAPISAN TIMAH PUTIH
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan sebagainya. Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara celup panas menghasilkan lapisan yang tebal dan kurang merata (kurang halus) sedangkan pelapisan secara listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih merata/halus. Dengan keuntungan tersebut pada saat ini lebih banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing)..
PELAPISAN SENG
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan senga pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik (elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang juga disebut elektro-galvanizing. Larutan elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida. Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam. Namun larutan asam digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah.
Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat dan larutan pyrophosphat.
PELAPISAN NIKEL
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan lainnya.
PELAPISAN KHROM
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas khrom yang sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif dari pelapisan khrom, keuntungan lain dari pelapisan khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras. Sumber logam khrom didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia adalah khrom oksida (Cr O3) sehingga terdapatnya asam khrom adalah pada waktu khrom oksida bercampur dengan air
Metode Penelitian
Banyak sekali sebagian kita yang mengaku-ngaku dari lembaga riset padahal faktanya metode yang dijelaskan aspal (asli tapi palsu) bahkan ada seorang teman saya yg mengaku dari lembaga penelitian tapi dia sendiri gak tau bagaimana prosedur penelitian yang dia kerjakan di lembaganya sendiri. akhirnya data-data dilapangan yang di ambil malah jauh dari harapan dan terkesan dibuat-buat.
Kawan-kawan, semua metode peneltian ini sangat penting mengingat ini akan menjadi alat evaluasi dari kebijakan yang akan diambli baik oleh pemerintah, lembaga ataupun sekolah, untuk itu diperlukan langkah2 yang filosofis dan teknis dilapangan. Berikut ini ada beberapa seputar pertanyaan dalam kaitannya metodologi penelitian yang mungkin bisa menjadi tambahan bagi kita semua. Silakan menikmati…
1. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah dan bagaimana penerapannya dalam penelitian?
Metode ilmiah adalah suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab
2. Bagaimana langkah di dalam sistematika penelitian?
1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
2. Penelaahan Kepustakaan
3. Perumusan Hipotesis
4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
3. Jelaskan paradigma kuantitatif dan kualitatif berdasarkan atas pendekatan ontologis, Epistemologis, axiologis, retorik, dan metodologis!
Istilah kuantitatif dan kualitatif menurut Borg and Gall (1989) dalam Sugiyono (2009) adalah sebagai berikut :
Many labels have been used to distinguish between tradisional research methods and these new methods : positivistic versus postpositivistic reseach; scientivic versus artistic research; confirmatory versus discovery-oriented research; quantitative versus interpretative research; quantitative versus qualitative research. The quantitative- qualitative distinction seem most widely used. Both quantitative researchers and qualitative researchers go about inquiri in different ways.
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode tradisional dan metode baru; metode positivistik dan postposivistik; metode scientific dan metode artistik; metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan interpretatif
Ontologis: Paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif :
a. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan intrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
b. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Berdasarkan pengetian tersebut maka secara ontologis hal-hal yang dikaji dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif berbeda. Perbedaan itu adalah sebagai berikut :
KUANTITATIF KUALITATIF
A. Jenis penelitian terapan
B. Hasil penelitian untuk mengukur :
1. Hubungan simetris (korelasional)
2. Hubungan Kausal (ex post facto, eksperimen)
A. Jenis penelitian murni
B. Hasil penelitian untuk :
1. Menemukan budaya (etnografi)
2. Menemukan teori baru (Grounded research)
3. Pengembangan i
PARADIGMA PENELITIAN KUNTITATIF DAN KUALITATIF
KUANTITATIF KUALITATIF
1. Positivistik (fenomena objektif)
2. Deduktif hipotesis
3. Partilaristik (terpisah)
4. Objektif
5. Berorientasi kepada hasil
6. Menggunkan pandangan ilmu
pengetahuan penelitian.
1. Fenomenologik/postpositivistik
2. Induktif hipotesis
3. Holistik (menyeluruh)
4. Subyektif (peneliti sebagai instrumen)
5. Berorientasi kepada proses
6. Menggunakan pandangan ilmu sosial/
Antropological
Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa aksioma penelitian kuantitaif dan kualitatif meliputi aksioma tentang, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut :
PERBEDAAN AKSIOMA PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Aksioma Dasar Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Sifat realitas Tunggal, dapat diklasifikasi-kan, konkrit, teramati, terukur Ganda, holistik, dinamis, hasil kontruksi dan pemahaman
Hubungan peneliti dengan yang diteliti Peneliti bersifat independen, supaya terbangun obyektivitas Peneliti interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna
(human instrumens, participant observation, in depth interview)
Hubungan Variabel Sebab-akibat (kausal)
X Y
Timbal balik/interaktif
X Y
Z
Kemungkinan generalisasi Cenderung membuat generalisasi Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data
Metodologis: Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif adalah sebagai berikut.
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
A. Desain
a. Spesifik, jelas, rinci
b. Ditentukan secara mantap sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah demi langkah
A. Desain
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian
B. Tujuan
a. Menunjukkan hubungan antarvariabel
b. Menguji teori
Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
B. Tujuan
a. Menentukan pola hubungan yang bersifat interaktif
b. Menemukan teori
c. Menggambarkan realitas yang kompleks
d. Memperoleh pemahaman makna
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
b. Observasi dan wawancara terstuktur
C. Tenik Pengumpulan Data
a. Participant observation
b. In dept interview
c. Dokumentasi
d. Trianggulasi (gabungan)
D. Instrumen Penelitian
a. Test, angket, wawancara terstruktur
b. Instrumen yang telah terstandar
D. Instrumen Penelitian
a. Peneliti sebagai Instrumen (human instrumen)
b. Buku catatan, tape recorder, camera, handycam dan lain-lain
E. Data
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
E. Data
a. Deskriptif kualitatif
b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain
F. Sampel
a. Besar (minimal 30)
b. Representatif
c. sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
F. Sampel
a. Kecil
b. Tidak representatif
c. Purposive, Snowbaal
d. Berkembang selama proses penelitian
G. Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
G. Analisis
a. Terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, thema, teori
H. Hubungan dengan Responden
a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
H. Hubungan dengan Responden
a. Empati, akrap supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan sama bahkan sebagai guru atau konsultan
c. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
I. Usulan Desain
a. Luas dan rinci
b. Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya.
d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
I. Usulan Desain
a. Singkat, umum bersifat sementara
b. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama.
c. Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan tour/piknik
d. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
f. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan
J. Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegitan yang direnca-nakan dapat diselesaikan
J. Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh
K. Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen
K. Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian
Epistemologis : Proses penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
a. Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Penelitian ini bertolak dari studi pendahuluan terhadap obyek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan betul-betul masalah. Masalah harus digali melalui studi pendahuluan, melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori melalui membaca referensi. Selanjutnya masalah diidentifikasi dan dirumuskan secara spesifik. Rumusan masalah pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah (hipotesis).
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Misalnya metode survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi dan lain-lain.
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk tes, angket/kuesioner, wawancara terstruktur atau observasi. Instrumen ini harus diuji dahulu validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan.
Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik berbentuk populasi maupun sampel. Sampel harus representatif untuk menyimpulkan hasil penelitian dengan baik. Setelah data terkumpul, selanjutnya melakukan analisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari tahap penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Proses penelitian kuantitatif tampak jelas dari langkah-langkah merumuskan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan dan saran. Sedangkan penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna untuk menyusun hipotesis merupakan aspek logika (logiko-hypothetico). Pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya adalah aspek metodologi.
b. Proses Penelitian Kualitatif
Tahap pertama, peneliti kualitatif yaitu memasuki obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu merasa asing terhadap obyek tersebut. Tahap ini disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grant tour question. Peneliti mulai mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.
Tahap kedua, yaitu tahap reduksi/fokus. Tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Peneliti mulai menyortir data dengan cara memilih data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data-data tersebut dikelompokkan menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Tahap ketiga, yaitu tahap selection. Peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Peneliti juga melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan thema dengan cara mengkonstruksikan data menjadi suatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru.
Tahap keempat, peneliti harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Proses memperoleh data atau informasi setiap tahapan (deskripsi, reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. Setelah peneliti memasuki obyek peneltian atau sering disebut situasi sosial ( terdiri atas tempat, aktor/pelaku/orang-orang, dan aktivitas) peneliti berfikir apa yang akan ditanyakan (1). Setelah menemukan pertanyaan selanjutnya peneliti bertanya kepada orang-orang yang dijumpai di tempat tersebut (2). Jawaban yang diperoleh dianalisis apakah jawabannya betul atau tidak (3). Jika jawaban atas pertanyaan dirasa betul, maka dibuatkan kesimpulan (4).
Tahap kelima, yaitu peneliti mencandra kembali kesimpulan yang dibuat. Apakah kesimpulan tersebut kredibel atau tidak. Untuk memastikan kesimpulan tersebut, peneliti masuk lapangan lagi dan mengulang pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi dengan tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibelitas yang tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai.
Axiologis : Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif digunakan :
1) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Tampak adanya penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dan pelaksanaan, antara teori dan praktik. Dalam proposal masalah ini harus ditunjukkan dengan data baik data hasil penelitian sendiri atau dokumentasi.
2) Bila peneliti inginmendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Jika populasi terlalu luas penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
3) Bila ingin mengetahui pengaruh perlakukan/treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini peneliti dapat menggunakan metode eksperimen.
4) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis ini dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
5) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat dikukur.
6) Bila peneliti ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori, dan produk tertentu.
b. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Penelititian kualitatif kapan digunakan, dikemukakan sebagai berikut.
1) Bila masalah penelitian belum jelas, masih kabur, bahkan masih gelap. Kondisi semacam ini cocok dilakukan dengan penelitian kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung ke obyek melakukan penjelajahan dengan grand tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Peneliti akan melakukan ekplorasi terhadap suatu obyek.
2) Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan ucapan atau tindakan seseorang. Setiap ucapan dan tindakan seseorang sering mempunyai makna tertentu. Data yang cocok untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara yang mendalam dan obserbasi berperan serta, dan dokumentasi.
3) Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai dengan penelitian kualitatif.
4) Untuk memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif.
5) Untuk mengembangkan teori. Penelitian kualitatif paling tepat digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh di lapangan (grounded research).
6) Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Penelitian kulitatif dengan teknik pengumpulan data secara trianggulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin.
7) Untuk meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seorang tokoh masyarakat akan dapat dilacak dengan penelitian kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi dan wawancara mendalam kepada pelaku yang dipandang tahu, maka dapat ditemukan sejarah perkembangan kehidupan seseorang.
4. Apakah yang dimaksud dengan masalah penelitian ? Apakah ada perbedaan antara masalah penelitian dan masalah yang bukan penelitian ?
Masalah penelitian adalah “masalah yang pemecahannya memerlukan penelitian”
Syarat2 masalah penelitian:
1. Fisibel dari segi dana, waktu, alat, keahlian peneliti, dan subjek penelitian yg dibutuhkan
2. Interesting bagi penelitinya
3. Novel, yaitu menguatkan, membantah, melengkapi dgn penelitian sebelumnya
4. Etik penelitian tidak dilanggar
5. Relevan bagi perkembangan ilmu saat itu
Bedanya jika masalah yang bukan penelitian tidak memerlukan kajian mendalam dan dapat diselesaikan dalam waktu relative singkat
5. Jelaskan sumber-sumber yang dapat kita gunakan untuk memperoleh masalah penelitian dan berikan contoh satu rumusan masalah penelitian kuantitatif dan satu rumusan penelitian kualitatif!
Menurut Suharsimi Arikunto (1996:25), sumber masalah dapat diperoleh dari berbagai macam arah:
1. kehidupan sehari-hari,
2. dari membaca buku,
3. dapat diberi dari orang lain.
4. Akan tetapi menurutnya yang paling baik adalah datang dari dirinya sendiri sehingga ada dorongan kebutuhan untuk memperoleh jawaban.
Sugiyono (1994:35) menambahkan bahwa sumber masalah bisa diambil dari
1) adanya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan;
2) penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan;
3) dari pengaduan; dan
4) dari kondisi yang muncul karena adanya kompetisi.
(Suryabrata,(1983:61) Masalah penelitian bisa juga diambil dari sumber lain yaitu:
1) bacaan terutama bacaan yang berisi laporan penelitian;
2) seminar, diskusi, dan lain-lain pertemuan ilmiah;
3) pernyataan pemegang otoritas;
4) pengamatan sepintas;
5) pengalaman pribadi; dan kadang kala
6) perasaan intuitif
* Contoh satu rumusan masalah penelitian kuantitatif dan satu rumusan masalah penelitian kualitatif.
a. Satu rumusan masalah penelitian kuantitatif
- Contoh rumusan masalah deskriptif
Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari siswa SMPN 272 Jakarta?
- Contoh rumusan masalah komparatif
Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar bahasa Indonesia antara murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang?
- Contoh rumusan masalah asosiatif
1) Hubungan Simetris
Adakah hubungan motivasi belajar dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas IX SMPN 272 Jakarta?
2) Hubungan Kausal
Adakah pengaruh penguasaan kosa kata terhadap kemampuan mengapresiasi novel remaja siswa kelas VIII SMP N 272 Jakarta?
b. Satu rumusan masalah penelitian kualitatif
Bagaimanakah perkembangan kemampuan kerja antara lulusan SMA dan SMK?
6. Jelaskan pengertian variabel dan jenis-jenisnya dengan contoh dalam penelitian bahasa dan sastra!
a. Pengertian Variabel
Kerlinger (2000) berpendapat bahwa variabel adalah simbol atau lambang yang di dalamnya diletakkan bilangan atau nilai. Sevilla (1997) mendefinisikan variabel sebagai suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri.
Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan atau penelitian. Variabel penelitian dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
b. Macam Variabel
variabel kuantitatif terdiri atas dua kelompok, yaitu :
1. Variabel diskrit (discrete), yaitu variabel kuantitatif yang tidak memiliki nilai pecahan. Misalnya : Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa UNJ angkatan 2009/2010 (60 orang, tidak 59,9 orang). Variabel diskrit merupakan hasil perhitungan.
2. Variabel bersambung (continous), yaitu variabel kuantitatif yang mempunyai angka pecahan. Misalnya: Jarak tempat tinggal dengan sekolah adalah 7 km. Sesungguhnya jarak tersebut tidak tepat 7 km, tetapi berada di antara 7,9 km hingga 8,1 km. Variabel bersambungan merupakan hasil pengukuran.
c. Jenis-Jenis Variabel
1) Variabel Independen (variabel bebas) : variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2) Variabel Dependen (variabel terikat) : variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kreteria, konsekuen. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
3) Variaber Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel disebut juga variabel independen kedua.
4) Variabel Intervening (variabel antara) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
5) Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen dan variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh Jenis-Jenis Variabel :
Judul : Pengaruh penguasaan kosa kata dan frekuensi membaca terhadap kemampuan mengapresiasi novel remaja siswa SMPN 272 Jakarta.
* Variabel dependen (terikat) : kemampuan mengapresiasi
* Variabel independen (bebas) : penguasaan kosa kata
* Variabel moderator (atribut) : frekuensi membaca
* Variabel intervening (antara) :
* Variabel kontrol :
7. Jelaskan batasan pengertian populasi, populasi target, populasi terjangkau, kerangka sampling, dan sampel!
a. Pengertian Populasi
populasi adalah keseluruhan subjek/objek psikologis yang dibatasi oleh kreteria tertentu untuk dikenai generalisasi penelitian
b. Pengertian Populasi Target
Populasi target adalah sekelompok subjek/objek (manusia, binatang, peristiwa atau benda) yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai sasaran penelitian sehingga menghasilkan suatu kesimpulan hasil penelitian. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran penelitian yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan.
c. Populasi Terjangkau
Populasi itu disebut pupulasi terjangkau apabila populasi yang terdiri atas sekelompok subjek/objek yang dijadikan sasaran penelitian itu terdata. Misalnya siswa kelas IX SMP N FAJAR tahun pelajaran 2009/2010.
d. Kerangka Sampling
Sampling adalah sebuah prosedur atau cara untuk memilih bagian unit yang ada dalam suatu populasi.
e. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah subyek/objek dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, yang menjadi pusat atau fokus pengamatan dalam penelitian.
8. Jelaskan perbedaan antara penarikan sampel random (probabilitas) dan nonrandom (nonprobabiltas)!
1. Sampel Probabilitas
Sampel probabilitas adalah himpunan unit / elemen observasi yang dipilih sedemikian rupa sehingga unit/elemen dalam populasi tersebut memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
Jenis – jenis sampel probabilitas
a. sampel acak sederhana
b. sampel acak berlapis
c. sampel acak klaster
d. sampel acak dua tahap
2. Sampel Nonprobabilitas
Sampel nonprobabilitas adalah angggota populasi tidak diberi kesempatan / peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Jenis – jenis sampel nonprobabilitas :
Sampel sistematis
Sampel purposif
Sampel kuota
9. Bagaimana langkah-langkah di dalam penyusunan instrumen penelitian?
Menurut Hadjar, yaitu:
1). Mendefinisikan variabel;
2). Menjabarkan variabel ke dalam indikator yang lebih rinci;
3). Menyusun butir-butir;
4). Melakukan uji coba;
5). Menganalisis kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability).
Suryabrata untuk alat ukur khususnya atribut non-kognitif adalah:
1). Pengembangan spesifikasi alat ukur;
2). Penulisan pernyataan atau pertanyaan;
3). Penelaahan pernyataan atau pertanyaan;
4). Perakitan instrumen (untuk keperluan uji-coba);
5). Uji-coba;
6). Analisis hasil uji-coba;
7). Seleksi dan perakitan instrumen;
8). Administrasi instrumen;
9). Penyusunan skala dan norma
1. Berikan sebuah contoh judul penelitian korelasional dalam pengajaran bahasa dan sastra (dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat) dan rumusan masalahnya!
1. Berikan sebuah contoh judul penelitian eksperimen dalam pengajaran bahasa dan sastra (dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat) dan rumuskan masalahnya!
semoga berguna
Kawan-kawan, semua metode peneltian ini sangat penting mengingat ini akan menjadi alat evaluasi dari kebijakan yang akan diambli baik oleh pemerintah, lembaga ataupun sekolah, untuk itu diperlukan langkah2 yang filosofis dan teknis dilapangan. Berikut ini ada beberapa seputar pertanyaan dalam kaitannya metodologi penelitian yang mungkin bisa menjadi tambahan bagi kita semua. Silakan menikmati…
1. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah dan bagaimana penerapannya dalam penelitian?
Metode ilmiah adalah suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab
2. Bagaimana langkah di dalam sistematika penelitian?
1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
2. Penelaahan Kepustakaan
3. Perumusan Hipotesis
4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
3. Jelaskan paradigma kuantitatif dan kualitatif berdasarkan atas pendekatan ontologis, Epistemologis, axiologis, retorik, dan metodologis!
Istilah kuantitatif dan kualitatif menurut Borg and Gall (1989) dalam Sugiyono (2009) adalah sebagai berikut :
Many labels have been used to distinguish between tradisional research methods and these new methods : positivistic versus postpositivistic reseach; scientivic versus artistic research; confirmatory versus discovery-oriented research; quantitative versus interpretative research; quantitative versus qualitative research. The quantitative- qualitative distinction seem most widely used. Both quantitative researchers and qualitative researchers go about inquiri in different ways.
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode tradisional dan metode baru; metode positivistik dan postposivistik; metode scientific dan metode artistik; metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan interpretatif
Ontologis: Paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif :
a. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan intrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
b. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Berdasarkan pengetian tersebut maka secara ontologis hal-hal yang dikaji dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif berbeda. Perbedaan itu adalah sebagai berikut :
KUANTITATIF KUALITATIF
A. Jenis penelitian terapan
B. Hasil penelitian untuk mengukur :
1. Hubungan simetris (korelasional)
2. Hubungan Kausal (ex post facto, eksperimen)
A. Jenis penelitian murni
B. Hasil penelitian untuk :
1. Menemukan budaya (etnografi)
2. Menemukan teori baru (Grounded research)
3. Pengembangan i
PARADIGMA PENELITIAN KUNTITATIF DAN KUALITATIF
KUANTITATIF KUALITATIF
1. Positivistik (fenomena objektif)
2. Deduktif hipotesis
3. Partilaristik (terpisah)
4. Objektif
5. Berorientasi kepada hasil
6. Menggunkan pandangan ilmu
pengetahuan penelitian.
1. Fenomenologik/postpositivistik
2. Induktif hipotesis
3. Holistik (menyeluruh)
4. Subyektif (peneliti sebagai instrumen)
5. Berorientasi kepada proses
6. Menggunakan pandangan ilmu sosial/
Antropological
Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa aksioma penelitian kuantitaif dan kualitatif meliputi aksioma tentang, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut :
PERBEDAAN AKSIOMA PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Aksioma Dasar Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Sifat realitas Tunggal, dapat diklasifikasi-kan, konkrit, teramati, terukur Ganda, holistik, dinamis, hasil kontruksi dan pemahaman
Hubungan peneliti dengan yang diteliti Peneliti bersifat independen, supaya terbangun obyektivitas Peneliti interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna
(human instrumens, participant observation, in depth interview)
Hubungan Variabel Sebab-akibat (kausal)
X Y
Timbal balik/interaktif
X Y
Z
Kemungkinan generalisasi Cenderung membuat generalisasi Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data
Metodologis: Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif adalah sebagai berikut.
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
A. Desain
a. Spesifik, jelas, rinci
b. Ditentukan secara mantap sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah demi langkah
A. Desain
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian
B. Tujuan
a. Menunjukkan hubungan antarvariabel
b. Menguji teori
Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
B. Tujuan
a. Menentukan pola hubungan yang bersifat interaktif
b. Menemukan teori
c. Menggambarkan realitas yang kompleks
d. Memperoleh pemahaman makna
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
b. Observasi dan wawancara terstuktur
C. Tenik Pengumpulan Data
a. Participant observation
b. In dept interview
c. Dokumentasi
d. Trianggulasi (gabungan)
D. Instrumen Penelitian
a. Test, angket, wawancara terstruktur
b. Instrumen yang telah terstandar
D. Instrumen Penelitian
a. Peneliti sebagai Instrumen (human instrumen)
b. Buku catatan, tape recorder, camera, handycam dan lain-lain
E. Data
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
E. Data
a. Deskriptif kualitatif
b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain
F. Sampel
a. Besar (minimal 30)
b. Representatif
c. sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
F. Sampel
a. Kecil
b. Tidak representatif
c. Purposive, Snowbaal
d. Berkembang selama proses penelitian
G. Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
G. Analisis
a. Terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, thema, teori
H. Hubungan dengan Responden
a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
H. Hubungan dengan Responden
a. Empati, akrap supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan sama bahkan sebagai guru atau konsultan
c. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
I. Usulan Desain
a. Luas dan rinci
b. Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya.
d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
I. Usulan Desain
a. Singkat, umum bersifat sementara
b. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama.
c. Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan tour/piknik
d. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
f. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan
J. Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegitan yang direnca-nakan dapat diselesaikan
J. Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh
K. Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen
K. Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian
Epistemologis : Proses penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
a. Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Penelitian ini bertolak dari studi pendahuluan terhadap obyek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan betul-betul masalah. Masalah harus digali melalui studi pendahuluan, melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori melalui membaca referensi. Selanjutnya masalah diidentifikasi dan dirumuskan secara spesifik. Rumusan masalah pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah (hipotesis).
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Misalnya metode survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi dan lain-lain.
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk tes, angket/kuesioner, wawancara terstruktur atau observasi. Instrumen ini harus diuji dahulu validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan.
Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik berbentuk populasi maupun sampel. Sampel harus representatif untuk menyimpulkan hasil penelitian dengan baik. Setelah data terkumpul, selanjutnya melakukan analisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari tahap penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Proses penelitian kuantitatif tampak jelas dari langkah-langkah merumuskan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan dan saran. Sedangkan penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna untuk menyusun hipotesis merupakan aspek logika (logiko-hypothetico). Pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya adalah aspek metodologi.
b. Proses Penelitian Kualitatif
Tahap pertama, peneliti kualitatif yaitu memasuki obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu merasa asing terhadap obyek tersebut. Tahap ini disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grant tour question. Peneliti mulai mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.
Tahap kedua, yaitu tahap reduksi/fokus. Tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Peneliti mulai menyortir data dengan cara memilih data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data-data tersebut dikelompokkan menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Tahap ketiga, yaitu tahap selection. Peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Peneliti juga melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan thema dengan cara mengkonstruksikan data menjadi suatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru.
Tahap keempat, peneliti harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Proses memperoleh data atau informasi setiap tahapan (deskripsi, reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. Setelah peneliti memasuki obyek peneltian atau sering disebut situasi sosial ( terdiri atas tempat, aktor/pelaku/orang-orang, dan aktivitas) peneliti berfikir apa yang akan ditanyakan (1). Setelah menemukan pertanyaan selanjutnya peneliti bertanya kepada orang-orang yang dijumpai di tempat tersebut (2). Jawaban yang diperoleh dianalisis apakah jawabannya betul atau tidak (3). Jika jawaban atas pertanyaan dirasa betul, maka dibuatkan kesimpulan (4).
Tahap kelima, yaitu peneliti mencandra kembali kesimpulan yang dibuat. Apakah kesimpulan tersebut kredibel atau tidak. Untuk memastikan kesimpulan tersebut, peneliti masuk lapangan lagi dan mengulang pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi dengan tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibelitas yang tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai.
Axiologis : Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif digunakan :
1) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Tampak adanya penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dan pelaksanaan, antara teori dan praktik. Dalam proposal masalah ini harus ditunjukkan dengan data baik data hasil penelitian sendiri atau dokumentasi.
2) Bila peneliti inginmendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Jika populasi terlalu luas penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
3) Bila ingin mengetahui pengaruh perlakukan/treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini peneliti dapat menggunakan metode eksperimen.
4) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis ini dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
5) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat dikukur.
6) Bila peneliti ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori, dan produk tertentu.
b. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Penelititian kualitatif kapan digunakan, dikemukakan sebagai berikut.
1) Bila masalah penelitian belum jelas, masih kabur, bahkan masih gelap. Kondisi semacam ini cocok dilakukan dengan penelitian kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung ke obyek melakukan penjelajahan dengan grand tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Peneliti akan melakukan ekplorasi terhadap suatu obyek.
2) Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan ucapan atau tindakan seseorang. Setiap ucapan dan tindakan seseorang sering mempunyai makna tertentu. Data yang cocok untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara yang mendalam dan obserbasi berperan serta, dan dokumentasi.
3) Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai dengan penelitian kualitatif.
4) Untuk memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif.
5) Untuk mengembangkan teori. Penelitian kualitatif paling tepat digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh di lapangan (grounded research).
6) Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Penelitian kulitatif dengan teknik pengumpulan data secara trianggulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin.
7) Untuk meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seorang tokoh masyarakat akan dapat dilacak dengan penelitian kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi dan wawancara mendalam kepada pelaku yang dipandang tahu, maka dapat ditemukan sejarah perkembangan kehidupan seseorang.
4. Apakah yang dimaksud dengan masalah penelitian ? Apakah ada perbedaan antara masalah penelitian dan masalah yang bukan penelitian ?
Masalah penelitian adalah “masalah yang pemecahannya memerlukan penelitian”
Syarat2 masalah penelitian:
1. Fisibel dari segi dana, waktu, alat, keahlian peneliti, dan subjek penelitian yg dibutuhkan
2. Interesting bagi penelitinya
3. Novel, yaitu menguatkan, membantah, melengkapi dgn penelitian sebelumnya
4. Etik penelitian tidak dilanggar
5. Relevan bagi perkembangan ilmu saat itu
Bedanya jika masalah yang bukan penelitian tidak memerlukan kajian mendalam dan dapat diselesaikan dalam waktu relative singkat
5. Jelaskan sumber-sumber yang dapat kita gunakan untuk memperoleh masalah penelitian dan berikan contoh satu rumusan masalah penelitian kuantitatif dan satu rumusan penelitian kualitatif!
Menurut Suharsimi Arikunto (1996:25), sumber masalah dapat diperoleh dari berbagai macam arah:
1. kehidupan sehari-hari,
2. dari membaca buku,
3. dapat diberi dari orang lain.
4. Akan tetapi menurutnya yang paling baik adalah datang dari dirinya sendiri sehingga ada dorongan kebutuhan untuk memperoleh jawaban.
Sugiyono (1994:35) menambahkan bahwa sumber masalah bisa diambil dari
1) adanya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan;
2) penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan;
3) dari pengaduan; dan
4) dari kondisi yang muncul karena adanya kompetisi.
(Suryabrata,(1983:61) Masalah penelitian bisa juga diambil dari sumber lain yaitu:
1) bacaan terutama bacaan yang berisi laporan penelitian;
2) seminar, diskusi, dan lain-lain pertemuan ilmiah;
3) pernyataan pemegang otoritas;
4) pengamatan sepintas;
5) pengalaman pribadi; dan kadang kala
6) perasaan intuitif
* Contoh satu rumusan masalah penelitian kuantitatif dan satu rumusan masalah penelitian kualitatif.
a. Satu rumusan masalah penelitian kuantitatif
- Contoh rumusan masalah deskriptif
Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari siswa SMPN 272 Jakarta?
- Contoh rumusan masalah komparatif
Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar bahasa Indonesia antara murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang?
- Contoh rumusan masalah asosiatif
1) Hubungan Simetris
Adakah hubungan motivasi belajar dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas IX SMPN 272 Jakarta?
2) Hubungan Kausal
Adakah pengaruh penguasaan kosa kata terhadap kemampuan mengapresiasi novel remaja siswa kelas VIII SMP N 272 Jakarta?
b. Satu rumusan masalah penelitian kualitatif
Bagaimanakah perkembangan kemampuan kerja antara lulusan SMA dan SMK?
6. Jelaskan pengertian variabel dan jenis-jenisnya dengan contoh dalam penelitian bahasa dan sastra!
a. Pengertian Variabel
Kerlinger (2000) berpendapat bahwa variabel adalah simbol atau lambang yang di dalamnya diletakkan bilangan atau nilai. Sevilla (1997) mendefinisikan variabel sebagai suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri.
Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan atau penelitian. Variabel penelitian dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
b. Macam Variabel
variabel kuantitatif terdiri atas dua kelompok, yaitu :
1. Variabel diskrit (discrete), yaitu variabel kuantitatif yang tidak memiliki nilai pecahan. Misalnya : Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa UNJ angkatan 2009/2010 (60 orang, tidak 59,9 orang). Variabel diskrit merupakan hasil perhitungan.
2. Variabel bersambung (continous), yaitu variabel kuantitatif yang mempunyai angka pecahan. Misalnya: Jarak tempat tinggal dengan sekolah adalah 7 km. Sesungguhnya jarak tersebut tidak tepat 7 km, tetapi berada di antara 7,9 km hingga 8,1 km. Variabel bersambungan merupakan hasil pengukuran.
c. Jenis-Jenis Variabel
1) Variabel Independen (variabel bebas) : variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2) Variabel Dependen (variabel terikat) : variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kreteria, konsekuen. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
3) Variaber Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel disebut juga variabel independen kedua.
4) Variabel Intervening (variabel antara) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
5) Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen dan variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh Jenis-Jenis Variabel :
Judul : Pengaruh penguasaan kosa kata dan frekuensi membaca terhadap kemampuan mengapresiasi novel remaja siswa SMPN 272 Jakarta.
* Variabel dependen (terikat) : kemampuan mengapresiasi
* Variabel independen (bebas) : penguasaan kosa kata
* Variabel moderator (atribut) : frekuensi membaca
* Variabel intervening (antara) :
* Variabel kontrol :
7. Jelaskan batasan pengertian populasi, populasi target, populasi terjangkau, kerangka sampling, dan sampel!
a. Pengertian Populasi
populasi adalah keseluruhan subjek/objek psikologis yang dibatasi oleh kreteria tertentu untuk dikenai generalisasi penelitian
b. Pengertian Populasi Target
Populasi target adalah sekelompok subjek/objek (manusia, binatang, peristiwa atau benda) yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai sasaran penelitian sehingga menghasilkan suatu kesimpulan hasil penelitian. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran penelitian yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan.
c. Populasi Terjangkau
Populasi itu disebut pupulasi terjangkau apabila populasi yang terdiri atas sekelompok subjek/objek yang dijadikan sasaran penelitian itu terdata. Misalnya siswa kelas IX SMP N FAJAR tahun pelajaran 2009/2010.
d. Kerangka Sampling
Sampling adalah sebuah prosedur atau cara untuk memilih bagian unit yang ada dalam suatu populasi.
e. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah subyek/objek dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, yang menjadi pusat atau fokus pengamatan dalam penelitian.
8. Jelaskan perbedaan antara penarikan sampel random (probabilitas) dan nonrandom (nonprobabiltas)!
1. Sampel Probabilitas
Sampel probabilitas adalah himpunan unit / elemen observasi yang dipilih sedemikian rupa sehingga unit/elemen dalam populasi tersebut memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
Jenis – jenis sampel probabilitas
a. sampel acak sederhana
b. sampel acak berlapis
c. sampel acak klaster
d. sampel acak dua tahap
2. Sampel Nonprobabilitas
Sampel nonprobabilitas adalah angggota populasi tidak diberi kesempatan / peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Jenis – jenis sampel nonprobabilitas :
Sampel sistematis
Sampel purposif
Sampel kuota
9. Bagaimana langkah-langkah di dalam penyusunan instrumen penelitian?
Menurut Hadjar, yaitu:
1). Mendefinisikan variabel;
2). Menjabarkan variabel ke dalam indikator yang lebih rinci;
3). Menyusun butir-butir;
4). Melakukan uji coba;
5). Menganalisis kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability).
Suryabrata untuk alat ukur khususnya atribut non-kognitif adalah:
1). Pengembangan spesifikasi alat ukur;
2). Penulisan pernyataan atau pertanyaan;
3). Penelaahan pernyataan atau pertanyaan;
4). Perakitan instrumen (untuk keperluan uji-coba);
5). Uji-coba;
6). Analisis hasil uji-coba;
7). Seleksi dan perakitan instrumen;
8). Administrasi instrumen;
9). Penyusunan skala dan norma
1. Berikan sebuah contoh judul penelitian korelasional dalam pengajaran bahasa dan sastra (dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat) dan rumusan masalahnya!
1. Berikan sebuah contoh judul penelitian eksperimen dalam pengajaran bahasa dan sastra (dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat) dan rumuskan masalahnya!
semoga berguna
Langganan:
Postingan (Atom)