Guyonan Ala Gusdur.
Meskipun telah tiada,gusdur merupakan guru bangsa yang pluralis,demokrat,humanis,dan juga jenaka alias humoris.Kita ketahui bersama bahwa gusdur suka lelucon dan suka guyon.Banyak sekali lelucon-lelucon gusdur yang pernah ia kemukakan.Dalam rangka mengenang Guru Bangsa Gusdur,ini dia beberapa kumpulan lelucon gusdur semasa hidupnya.
Semua Presiden Punya Penyakit Gila
Kita masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden Kuba Fidel Castro. Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus Dur memancing tawa saat menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa semua presiden Indonesia
punya penyakit gila.
Presiden pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua Soeharto gila harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila ilmu, sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat sering membuat orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.
Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia Presiden Castro termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap tertawa, “Saya termasuk yang ketiga dan keempat.”
Namun Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh orang dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat.
Kata Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan, Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.
Orang NU Gila
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Gus Dur, Bill Clinton, dan Jacques Chirac
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa…
setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: “Wah kita sedang berada di atas New York!”
Presiden Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”
“Itu.. patung Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. “Tau nggak… kita sedang berada di atas kota Paris!”, katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: “Wah… kok bisa tau juga?”
“Itu… menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat…
“Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”, teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
“Ini… jam tangan saya ilang…”, jawab Gus Dur kalem.
Siapa yang Paling Berani
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan …
Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia … Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled Banner” saya siap ,,, (akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali … dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat … Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kira-kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!
Panglima AL Paraguay
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, “Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak.”
Dengan kalem sang tamu pun menanggapi, “Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman.”
Humor Ala Gusdur
“Gus, kok suka humor terus sih?” tanya seseorang, yang kagum karena humor Gus Dur selalu berganti-ganti. “Di pesantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari,” jelasnya. “Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat,” sambungnya.
Banyak humor-humor yang dilontarkan Gus Dur dalam berbagai kesempatan, yang bisa kita simak berikut ini .
Humor NU
Seperti saat menggambarkan fanatisme orang NU, bagi Gus Dur, ada tiga tipe orang NU.
“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” jelasnya tentang jenis yang pertama.
Jenis yang kedua adalah mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU.”
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dini hari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh saat itu.
Humor Polisi
Humor lain yang diingat banyak orang adalah kritikan dalam bentuk lelucon yang dilontarkan saat banyak pihak mempertanyakan moralitas polisi, yang masih bisa berlaku dengan saat sekarang walaupun humor ini dilontarkannya setahun silam.
“Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi tidur,” selorohnya.
Humor Umat Beragama
Guyonan lainnya dilontarkan Gus Dur saat menghadiri ‘Seminar wawasan kebangsaan Indonesia’ di Batam. Di hadapan 100 pendeta dari seluruh propinsi Kepri, Gus Dur menjelaskan kebersmaan harus diawali dengan sikap berbaik hati terhadap sesama.
“Oleh karena itu seluruh umat bertanggungjawab atas masa depan bangsa. Boleh berantem satu sama lain tapi keselamatan bangsa tetap diutamakan,” kata Gus Dur disambut tawa peserta.
Humor DPR
Gusdur sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota DPR RI, dengan menyebut mereka sebagai anak TK, Gus Dur berseloroh anggota DPR sudah ‘turun pangkat’ setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
“DPR dulu TK sekarang playgroup,” kata Gus Dur di kediamannya di Ciganjur, Jakarta, Selatan, Kamis (17/03), ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat sidang Rabu (16/03).
Humor Jihad
Bahkan saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga Muslim yang percaya kematiannya akan ‘menjamin’ tempat di surga, Gus Dur malah kembali melemparkan leluconnya.
“Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?” tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.
Gus Dur pun menjawab, “Memangnya sudah ada yang membuktikan? Tentu saja belum kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga. Mereka itu yang jelas bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun mereka masuk surga, mereka akan menyesal bertemu bidadari, karena kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan oleh polisi.”
Humor Ziarah
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela ideologinya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi,” katanya.
Gitu Aja Kok Repot
Selain humornya, Gus Dur juga dikenal dengan jawabannya yang menyederhanakan pemikiran masyarakat yang terkadang berbelit-belit. Dia kerap kali menjawab, “Gitu aja kok repot.”
Seperti saat dia memberikan tanggapan perihal pernyataan Probosutedjo perihal kebenaran kondisi Soehrato yang sakit. Saat itu (2 Maret 2000), Gus Dur mengaku tidak diijinkan bertemu dengan Soharto.
Gus Dur mengakui, dari pihaknya tidak ada masalah sama sekali untuk mengunjungi Soeharto, dan pintunya selalu terbuka. “Perkara saya pergi dengan siapa tidak masalah. Dengan Marzuki Darusman atau kalau perlu seluruh kabinet saya bawa. Begitu saja kok repot-repot,” katanya.
Jawaban yang sama juga dilontarkan cucu pendiri NU itu saat menanggapi tuntutan Fron Pembela Islam (FPI).
“Jangan takut dan khawatir, tenang-tenang saja. Gitu aja kok repot.”
Ucapan ini menjadi trademark tersendiri, sehingga ucapan ini pula yang ditiru oleh Gus Pur dalam acara Republik Mimpi. Saat ditanya Andy F Noya dalam acara Kick Andy, perihal peran yang dilakoni Handoyo, Gus Dur pun kembali menanggapi dengan enteng.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah. Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton
Demikian beberapa lelucon-lelucon ala Gusdur.Kini beliau telah tiada,tapi lelucon-leluconnya akan selalu dikenang.Selamat Jalan Gus………Guru Bangsa………
Hai manusia hormati ibumu yang melahirkan dan menyayangimu darah dagingmu dari air susunya jiwaragamu dari kasih sayangnya dialah manusia satu-satunya yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Minggu, 03 April 2011
Guyonan Ala Gusdur
Gitu aja kok repot.
Wacana politik paling populer saat Gus Dur jadi Presiden adalah kalimat “gitu saja kok repot!” Kini Papua bergolak akibat ulah investor. Kalimat dari Gus Dur itu pun hadir kembali di tengah kita dengan sedikit modifikasi: “Gitu saja kok Freeport!”
Gendut
Seorang ibu agak kuatir mengamati pertumbuhan anak gadisnya, Si Tumpluk, yang punya selera makan luar biasa. Setiap saat badannya bertambah tambun saja. Oleh karenanya, suatu hari ia menasihati sang anak.
Ibu : “Begini Nak, Ibu anjurkan agar setiap pagi kamu sarapan bubur saja!”
Tumpluk : “Baik, Bu. Sarapan buburnya sebelum atau sesudah makan pagi ????
3 polisi yang baik
Saat ngobrol-ngobrol santai dengan para wartawan, di rumahnya JL Warung Silah Ciganjur, Kamis (17/3) siang, Gus Dur melontarkan lelucon soal polisi. Lelucon yang sebenarnya juga kritikan itu dilontarkannya menjawab pertanyaan wartawan perihal moralitas polisi yang kian banyak dipertanyakan.
“Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi tidur,” selorohnya.
Tunggulah Usia sama
Sudah lama Bagong naksir cewek yang tinggal di kampung sebelah. Ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Cewek itu menerima cinta Bagong dengan sepenuh hati, meski “Proklamasi cinta” Bagong dilakukan di gang sempit di pinggir selokan.
Sayang, kisah kasih di selokan itu tidak berjalan mulus. Orangtua si gadis keberatan karena Bagong belum bekerja. Namun, keduanya pantang menyerah. Bahkan, setelah beberapa bulan menjalin kasih, Bagong memberanikan diri melamar. Ia menemui ayah si gadis.
“Pak, kami sudah saling cinta, maka kami akan menikah. Kapan saya boleh menikahi anak bapak?” kata Bagong. Ayah si gadis jelas menolak. Namun untuk berkata terus terang, ia tidak sampai hati.
“Begina Nak Bagong. Bukan saya keberatan, tapi tunggulah saat yang tepat. Saat ini umur anak saya 20 tahun, umur Nak Bagong 24 tahun. Jadi, tunggulah sampai umur kalian sama,” kata si bapak. Kontan saja si Bagong langsung pingsan ….
Jin dan Tiga Manusia
Jin dan Tiga Manusia Menurut Gus Dur, pernah ada sebuah kapal berisi penumpang berbagai bangsa karam. Ada tiga orang yang selamat, masing-masing dari Perancis, Amerika dan Indonesia. Mereka terapung-apung di tengah laut dengan hanya mengandalkan sekeping papan.
Tiba-tiba muncul jin yang baik hati. Dia bersimpati pada nasib ketiga bangsa manusia itu, dan menwarkan jasa. “Kalian boleh minta apa saja, akan kupenuhi,” kata sang jin. Yang pertama ditanya adalah si orang Perancis.
“Saya ini petugas lembaga sosial di Paris,” katanya.
“Banyak orang yang memerlukan tenaga saya. Jado tolonglah saya dikembalikan ke negeri saya.” Dalam sekejap, orang itu lenyap, kembali ke negerinya.
“Kamu, orang Amerika, apa permintaanmu?”
“Saya ini pejabat pemerintah. Banyak tugas saya yang terlantar karena kecelakaan ini. Tolonglah saya dikembalikan ke Washington.”
“Oke,” kata jin, sambil menjentikkan jarinya. Dan orang Amerika lenyap seketika, kembali ke negerinya.
“Nah sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa maumu.”
” Duh, Pak Jin, sepi banget disini,” keluh si orang Indonesia. “Tolonglah kedua teman saya tadi dikembalikan ke sini.”
Zutt, orang Perancis dan Pria Amerika itu muncul lagi.
Gus dur beli pesawat
Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat dulu, Pertengahan tahun 2000, Gus Dur bertemu dengan eksekutif puncak Boeing, industri pusat raksasa pesawat terbang. Orang pun bertanya-tanya, apa pula urusannya Gus Dur dengan pembuat pesawat itu? Memangnya dia ahli pesawat terbang seperti Habibie?
Akhirnya kepala protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi mengungkapkan maksud pertemuan itu, Gus Dur mau beli pesawat kepresidenan, yang selama ini memang tidak pernah dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Kebiasaan Gus Dur tetap ampuh, bikin pernyataan kontroversial di luar negeri, dan menimbulkan reaksi di dalam negeri.
Pers Indonesia pun sibuk mengusut rencana pembelian pesawat yang waktunya dirasa tidak tepat itu. Krisis ekonomi saja sama sekali terlihat belum diatasi, lha kok Presiden RI mau punya pesawat pribadi. “Perlu dong,” kata Wahyu Muryadi sambil membandingkan dengan Presiden Amerika serikat, yang sudah lama memiliki air force one yang mewah itu.
Dari mana uang puluhan juta dollar untuk membeli pesawat itu? Menko Rizal Ramli, yang bekas aktivis dan pengamat ekonomi yang kritis kok malah bilang siap melaksanakan dan uang untuk pembelian pesawat sudah ada. Apa ini bukan pemborosan uang negara? Apa memang ada “uang nganggur” di laci pemerintah? Apa Rizal Ramli ingin cari muka kepada bosnya?
Mendengar sikap siap melaksanakan Rizal Ramli, kritik publik kian gencar. Sampai Gus Dur sendiri kembali ke Jakarta.
Wartawan bertanya,”Gus, mengapa Anda merasa perlu membeli pesawat Boeing itu?”
Jawab Gus Dur, “Lho, siapa yang mau beli pesawat?”
Wahyu Muryadi dan Rizal Ramli kali ini yang pusing. Sudah sibuk membela rencana Gus Dur, eh yang dibela malah membantahnya.
Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka:
“Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdo’a, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
Wacana politik paling populer saat Gus Dur jadi Presiden adalah kalimat “gitu saja kok repot!” Kini Papua bergolak akibat ulah investor. Kalimat dari Gus Dur itu pun hadir kembali di tengah kita dengan sedikit modifikasi: “Gitu saja kok Freeport!”
Gendut
Seorang ibu agak kuatir mengamati pertumbuhan anak gadisnya, Si Tumpluk, yang punya selera makan luar biasa. Setiap saat badannya bertambah tambun saja. Oleh karenanya, suatu hari ia menasihati sang anak.
Ibu : “Begini Nak, Ibu anjurkan agar setiap pagi kamu sarapan bubur saja!”
Tumpluk : “Baik, Bu. Sarapan buburnya sebelum atau sesudah makan pagi ????
3 polisi yang baik
Saat ngobrol-ngobrol santai dengan para wartawan, di rumahnya JL Warung Silah Ciganjur, Kamis (17/3) siang, Gus Dur melontarkan lelucon soal polisi. Lelucon yang sebenarnya juga kritikan itu dilontarkannya menjawab pertanyaan wartawan perihal moralitas polisi yang kian banyak dipertanyakan.
“Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi tidur,” selorohnya.
Tunggulah Usia sama
Sudah lama Bagong naksir cewek yang tinggal di kampung sebelah. Ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Cewek itu menerima cinta Bagong dengan sepenuh hati, meski “Proklamasi cinta” Bagong dilakukan di gang sempit di pinggir selokan.
Sayang, kisah kasih di selokan itu tidak berjalan mulus. Orangtua si gadis keberatan karena Bagong belum bekerja. Namun, keduanya pantang menyerah. Bahkan, setelah beberapa bulan menjalin kasih, Bagong memberanikan diri melamar. Ia menemui ayah si gadis.
“Pak, kami sudah saling cinta, maka kami akan menikah. Kapan saya boleh menikahi anak bapak?” kata Bagong. Ayah si gadis jelas menolak. Namun untuk berkata terus terang, ia tidak sampai hati.
“Begina Nak Bagong. Bukan saya keberatan, tapi tunggulah saat yang tepat. Saat ini umur anak saya 20 tahun, umur Nak Bagong 24 tahun. Jadi, tunggulah sampai umur kalian sama,” kata si bapak. Kontan saja si Bagong langsung pingsan ….
Jin dan Tiga Manusia
Jin dan Tiga Manusia Menurut Gus Dur, pernah ada sebuah kapal berisi penumpang berbagai bangsa karam. Ada tiga orang yang selamat, masing-masing dari Perancis, Amerika dan Indonesia. Mereka terapung-apung di tengah laut dengan hanya mengandalkan sekeping papan.
Tiba-tiba muncul jin yang baik hati. Dia bersimpati pada nasib ketiga bangsa manusia itu, dan menwarkan jasa. “Kalian boleh minta apa saja, akan kupenuhi,” kata sang jin. Yang pertama ditanya adalah si orang Perancis.
“Saya ini petugas lembaga sosial di Paris,” katanya.
“Banyak orang yang memerlukan tenaga saya. Jado tolonglah saya dikembalikan ke negeri saya.” Dalam sekejap, orang itu lenyap, kembali ke negerinya.
“Kamu, orang Amerika, apa permintaanmu?”
“Saya ini pejabat pemerintah. Banyak tugas saya yang terlantar karena kecelakaan ini. Tolonglah saya dikembalikan ke Washington.”
“Oke,” kata jin, sambil menjentikkan jarinya. Dan orang Amerika lenyap seketika, kembali ke negerinya.
“Nah sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa maumu.”
” Duh, Pak Jin, sepi banget disini,” keluh si orang Indonesia. “Tolonglah kedua teman saya tadi dikembalikan ke sini.”
Zutt, orang Perancis dan Pria Amerika itu muncul lagi.
Gus dur beli pesawat
Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat dulu, Pertengahan tahun 2000, Gus Dur bertemu dengan eksekutif puncak Boeing, industri pusat raksasa pesawat terbang. Orang pun bertanya-tanya, apa pula urusannya Gus Dur dengan pembuat pesawat itu? Memangnya dia ahli pesawat terbang seperti Habibie?
Akhirnya kepala protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi mengungkapkan maksud pertemuan itu, Gus Dur mau beli pesawat kepresidenan, yang selama ini memang tidak pernah dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Kebiasaan Gus Dur tetap ampuh, bikin pernyataan kontroversial di luar negeri, dan menimbulkan reaksi di dalam negeri.
Pers Indonesia pun sibuk mengusut rencana pembelian pesawat yang waktunya dirasa tidak tepat itu. Krisis ekonomi saja sama sekali terlihat belum diatasi, lha kok Presiden RI mau punya pesawat pribadi. “Perlu dong,” kata Wahyu Muryadi sambil membandingkan dengan Presiden Amerika serikat, yang sudah lama memiliki air force one yang mewah itu.
Dari mana uang puluhan juta dollar untuk membeli pesawat itu? Menko Rizal Ramli, yang bekas aktivis dan pengamat ekonomi yang kritis kok malah bilang siap melaksanakan dan uang untuk pembelian pesawat sudah ada. Apa ini bukan pemborosan uang negara? Apa memang ada “uang nganggur” di laci pemerintah? Apa Rizal Ramli ingin cari muka kepada bosnya?
Mendengar sikap siap melaksanakan Rizal Ramli, kritik publik kian gencar. Sampai Gus Dur sendiri kembali ke Jakarta.
Wartawan bertanya,”Gus, mengapa Anda merasa perlu membeli pesawat Boeing itu?”
Jawab Gus Dur, “Lho, siapa yang mau beli pesawat?”
Wahyu Muryadi dan Rizal Ramli kali ini yang pusing. Sudah sibuk membela rencana Gus Dur, eh yang dibela malah membantahnya.
Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka:
“Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdo’a, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
Langganan:
Postingan (Atom)