Sholli wasallim daa iman alah mada
Sholli wasallim daa iman alah mada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada
==================================
Eman lo wong Islam, ninggal Sholat wengi
Sak ben dalu turu, ora gelem tangi
Sholat wengi ngono, disenengi Gusti
Sopo gelem nyuwun, pasti di paringi
Sholat limang waktu, ayo podo njogo
Jama’ah nang masjid, bareng sak kluwargo
Ganjarane slawe, celengan suwargo
Malah biso dadi, pitu likur ugo
Yen Sholat kesusu, ora biso pernah
Rukuk lan sujude, ditoto sing genah
Sing khusyu’ lan khudhur, ugo tumakninah
Ngerteni sing wajib, lan ngerti sing sunah
Yen rumongso sugih, itungen donyone
Bagiane Zakat, ojo dilalekne
Dulur karo tonggo, sing podo miskine
kabeh podo nunggu, zakat bagiane
Yen karo tonggone, Sing apik atine
Yen kahanan longgar, mikiro butuhe
Sajak perlu utang, enggal di peringne
Nanging ojo nganti, njaluk anak ane
Ayo do ngurangi, nonton televisi
Timbang nonton TV, luweh becik ngaji
“Ahbaabul Musthofa” wadah kanggo ngaji
Kumpul poro Habaib lan poro Kyai
Eman lo wong ngaji, campur lanang wadon
Campur lanang wadon, lamun dudu mahrom
Biso biso malah, nglakoni sing harom
Ilmu gak manfa’at, rusak malah klakon
Lanang karo wadon, manggon sepi sepi
Nyanding senggal senggol koyok kebo sapi
Ngunu kuwi duso, nurut poro nabi
Ojo di terusno, yen durung di rabi
Hai manusia hormati ibumu yang melahirkan dan menyayangimu darah dagingmu dari air susunya jiwaragamu dari kasih sayangnya dialah manusia satu-satunya yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Rabu, 26 Desember 2012
sejarah silat IPSI
Pencak silat merupakan salah satu hasil budaya bangsa Indonesia yang bersifat turun temurun, yang terdiri dari berbagai perguruan atau aliran pencak silat. Istilah pencak silat sendiri mulai dipakai sejak berdirinya organisasi pencak silat Indonesia, yakni Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi pencak silat di Indonesia yang disebut dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia atau disingkat IPSI didirikan pada tanggal 18 mei 1948 di Surakarta, diprakarsai oleh Mr. Wongsonegoro, yang saat itu menjabat sebagai ketua pusat kebudayaan Kedu (Lubis, 2004:2). Organisasi pencak silat di Indonesia terdiri dari berbagai macam perguruan pencak silat. Beberapa perguruan tersebut diantaranya adalah: Perisai Putih, Putra Putih, Perpi Harimurti, Perisai Diri, Prashaja Mataram, Keluarga Pencak silat Nusantara, PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia), Setia Hati, Tapak Suci, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Untuk selanjutnya sepuluh perguruan tersebut diberi istilah 10 Perguruan Historis (Lubis, 2004:4).
Salah satu perguruan historis pemrakarsa berdirinya Ikatan Pencak Silat Indonesia adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Persaudaraan Setia Hati Terate berbentuk organisasi, dan didirikan pada tahun 1922 di Madiun dan berkedudukan di Madiun, Jawa Timur Indonesia (PSHT,2011:1). Susunan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ditingkat pusat disebut pengurus pusat, di tingkat Kota/Kabupaten/Kota administratif disebut pengurus cabang, ditingkat lembaga perguruan tinggi dan di luar negeri disebut pengurus komisariat, dan ditingkat kelurahan/desa disebut pengurus rayon (PSHT,2011:3).
Keanggotaan dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate tersebut dibagi menjadi dua, yakni Warga dan Siswa. Warga adalah anggota tetap yang telah disahkan sesuai dengan tata cara yang berlaku pada organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate. Seorang warga berhak memberikan pelajaran pencak silat kepada siswa. Sedangkan siswa ialah anggota yang belum disahkan menjadi anggota tetap dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT,2011:7). Tingkatan siswa dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dibagi menjadi empat tingkatan, yakni tingkat sabuk polos (hitam), tingkat sabuk jambon (merah muda), tingkat sabuk hijau, dan tingkat sabuk putih” (PSHT,2011:24).
Untuk mencapai tingkatan Warga (anggota tetap PSHT), seorang siswa diwajibkan mengikuti dan menguasai pelajaran pencak silat yang diberikan oleh pelatih sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate. Kurikulum tersebut berisi materi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang disusun sesuai tingkatan sabuk siswa. Siswa tingkat sabuk putih yang yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dengan melalui testing oleh pengurus cabang diajukan kepada pengurus pusat untuk dapat disahkan menjadi Warga atau menjadi anggota tetap organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT,2011:7)
Kamis, 02 Agustus 2012
BAKTI KARYA MAHASISWA KE XXII UKKI UNESA
Kegiatan Bakti karya Mahasiswa kali ini di laksanakan di Desa Carang Wulung Kec. Wonosalam Kab. Jombang. merupakn pengalamn penulis pertama dalam mengikuti pengabdian masyarakat, alhamdulillah sampai sekarang hubungan tersebut masih berlanjut, minimal 1 tahun sekali penulis sambang ke sana, akan ku ingat keluarga baru ku di sana, mak Siti, mbak mi, dania, pak supri, pak Siit, dan semuanya warga dusun ngeseng......
Sabtu, 14 Juli 2012
KALENDER JAWA
Sistim Penanggalan Jawa
Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut :
1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian :
1. Kliwon/ Kasih
2. Legi / Manis
3. Pahing / Jenar
4. Pon / Palguna
5. Wage / Kresna/ Langking
2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian
1. Tungle / Daun
2. Aryang / Manusia
3. Wurukung/ Hewan
4. Paningron / Mina/Ikan
5. Uwas / Peksi/Burung
6. Mawulu / Taru/Benih.
3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian :
1. Minggu / Radite
2. Senen / Soma
3. Selasa / Anggara
4. Rebo / Budha
5. Kemis / Respati
6. Jemuwah / Sukra
7. Setu / Tumpak/Saniscara
4. Hastawara – Padewan, Perhitungan hari dengan siklus 8 harian :
1. Sri
2. Indra
3. Guru
4. Yama
5. Rudra
6. Brama
7. Kala
8. Uma
5. Sangawara – Padangon, Perhitungan hari dengan siklus 9 harian :
1. Dangu / Batu
2. Jagur / Harimau
3. Gigis / Bumi
4. Kerangan / Matahari
5. Nohan / Rembulan
6. Wogan / Ulat
7. Tulus / Air
8. Wurung / Api
9. Dadi / Kayu
6. Wuku, Perhitungan hari dengan siklus mingguan dari 30 wuku :
1. Sinta……..11. Galungan……..21. Maktal
2. Landhep……12. kuningan……..22. Wuye
3. Wukir……..13. Langkir………23. Manahil
4. Kurantil…..14. Mandhasiya……24. Prangbakat
5. Tolu………15. Julungpujud…..25. Bala
6. Gumbreg……16. Pahang……….26. Wugu
7. Warigalit….17. Kuruwelut…….27. Wayang
8. Warigagung…18. Marakeh………28. Kulawu
9. Julungwangi..19. Tambir……….29. Dhukut
10. Sungsang….20. Medhangkungan…30 Watugunung
7. Sasi Jawa – ada 12 :
1. Sura………5. Jumadilawal…9. Poso
2. Sapar……..6. Jumadilakhir..10. Sawal
3. Mulud……..7. Rejeb………11. Dulkangidah
4. Bakdomulud…8. Ruwah………12. Besar
8. Tahun Jawa – ada 8 :
1. Alip……..4. Je….7. Wawu
2. Ehe………5. Dal…8. Jimakir
3. Jimawal…..6. Be
9. Windu – umurnya 8 tahun :
1. Adi / Linuwih
2. Kuntara / Ulah
3. Sengara / Panjir
4. Sancaya / Sarawungan
10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2 :
1. Lambang Langkir
2. Lambang Kulawu.
11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip) :
1. Senen /Isananiyah….5. Jemuah / Jamngiyah
2. Selasa Salasiyah…..6. Setu / Sabtiyah
3. Rebo / Arbangiyah….7. Akad / akdiyah
4. Kemis / Kamsiyah
12. Mangsa- jumlahnya 12 :
1. Kasa / Kartika
2. Karo / Pusa
3. Katiga / Manggasri
4. Kapat / Setra
5. Kalima / Manggala
6. Kanem / Maya
7. Kapitu / Palguna
8. Kawolu / Wisaka
9. Kasanga / Jita
10. Kasepuluh / Srawana
11. Kasewelas / Sadha
12. Karolas / Asuji
Sistim Penanggalan Jawa disebut juga Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah.
namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya juga memperhunakan perhitungan yang rumit oleh para leluluhur kita.
Ada perbedaan yang hakiki antara sistim perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah, perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan.
Candrasangkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.
Mencari hari baik
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan;
•Akad (Minggu) jumlah naptu 5
•Senen (Senin) jumlah naptu 4
•Selasa (selasa)jumlah naptu 3
•Rebo (Rabu) jumlah naptu 7
•Kemis (Kamis) jumlah naptu 8
•Jumuah (Jum’at)jumlah naptu 6
•Setu (Sabtu) jumlah naptu 9
Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
•Kliwon jumlah naptunya 8
•Legi jumlah naptunya 5
•Pahing jumlah naptunya 9
•Pon jumlah naptunya 7
•Wage jumlah naptunya 4
Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
1 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati
2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
1 = Getho, jarang anaknya,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati
Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :
Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selamat
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik
Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik
HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN
(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)
2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Jw. Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)
12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat
BULAN TANPA ANGGARA KASIH
Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah
SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.
HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN
Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri
Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,
yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta dihormati.
Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,
Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,
Contoh : Jum’at Pahing
- 20 April 2007
- 07 September 2007
- 21 Desember 2007
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:
1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati
2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa
3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti
4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur
5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra
7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi
9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu
10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana
11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja
12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera
13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala
14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama
15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna
16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu
18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana
19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki
21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera
23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra
24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma
25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma
27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana
29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut. Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
- Orang yang tinggal saling berhadapan
- Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
- Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri
Demikian keterangannya, semoga bermanfa’at…
Sabtu, 09 Juni 2012
Syi’ir Jawa Sholawat Khas Habib Syekh Assegaf
Sholli wasallim daa iman alah mada
Sholli wasallim daa iman alah mada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada
==================================
Eman lo wong Islam, ninggal Sholat wengi
Sak ben dalu turu, ora gelem tangi
Sholat wengi ngono, disenengi Gusti
Sopo gelem nyuwun, pasti di paringi
Sholat limang waktu, ayo podo njogo
Jama’ah nang masjid, bareng sak kluwargo
Ganjarane slawe, celengan suwargo
Malah biso dadi, pitu likur ugo
Yen Sholat kesusu, ora biso pernah
Rukuk lan sujude, ditoto sing genah
Sing khusyu’ lan khudhur, ugo tumakninah
Ngerteni sing wajib, lan ngerti sing sunah
Yen rumongso sugih, itungen donyone
Bagiane Zakat, ojo dilalekne
Dulur karo tonggo, sing podo miskine
kabeh podo nunggu, zakat bagiane
Yen karo tonggone, Sing apik atine
Yen kahanan longgar, mikiro butuhe
Sajak perlu utang, enggal di peringne
Nanging ojo nganti, njaluk anak ane
Ayo do ngurangi, nonton televisi
Timbang nonton TV, luweh becik ngaji
“Ahbaabul Musthofa” wadah kanggo ngaji
Kumpul poro Habaib lan poro Kyai
Eman lo wong ngaji, campur lanang wadon
Campur lanang wadon, lamun dudu mahrom
Biso biso malah, nglakoni sing harom
Ilmu gak manfa’at, rusak malah klakon
Lanang karo wadon, manggon sepi sepi
Nyanding senggal senggol koyok kebo sapi
Ngunu kuwi duso, nurut poro nabi
Ojo di terusno, yen durung di rab
Sabtu, 24 Maret 2012
SHOLAWAT DAN SYAIR GUSDUR SYAIR TANPO WATON : (SYAIR YANG BELUM ADA JUDULNYA)
Astaghfirullah robbal baroya..
Astagfirullah minal khotooya..
Robbi zidni ilmannaafiia..
Wawaffikni amalan soliha..
//aku mohon ampun pada Allah,
tuhan sekalian makhluk..
//Aku mohon ampun pada Allah,
dari segala kesalahan..
//Tuhanku tambahkan aku ilmu
yang bermanfaat..
//Dan berikan taufiq kepadaku
untuk beramal sholeh..
Ya rosulallah salammunalaik..
yaa rofiasaaniwaddaaroji..
atfatayaji rottal aalami..
Yauhailaljuu diwaalkaromi..
//Wahai utusan Allah, semoga
keselamatan tetap padamu..
//Wahai yang berbudi luhur
dan bermartabat tinggi..
//Rasa kasihmu wahai
pemimpin tetangga
//Wahai ahli dermawan
dan pemurah hati
Ngawiti ingsun nglara syiiran
Kelawan muji maring pangeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pritungan 2x
//Kuawali dengan melantunkan syair
//Dengan memuji kepada Tuhan
//Yang memberi rahmat dan kenikmatan
//Siang dan malam tanpa perhitungan 2x
Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro 2x
//Wahai sahabat pria dan wanita
//Jangan hanya mengaji hukum saja
//Hanya pandai bercerita menulis
dan membaca
//Akhirnya hanya akan sengsara2x
Akeh kang apal Quran haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale 2x
//Banyak yang hafal Quran dan Haditsnya
//Senang mengkafirkan orang lain
//Kekafirannya sendiri tak diperhatikan
//Kalo masih kotor hati akalnya
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nistho 2x
//Mudah tertipu nafsu angkara
//Dalam hiasan gebyarnya dunia
//Iri dan dengki kekayaan tetangga
//Maka hatinya gelap dan nista2x
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhidnya
Baguse sangu mulyo matine 2x
//Mari saudara jangan lupakan
//Kewajiban mengaji dan tingkatannya
//Bagusnya bekal mulia matinya 2x
Kang aran soleh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma’rifate
Ugo hakekot manjing rasane 2x
//Yang disebut orang baik itu
bagus hatinya
//Karena sempurna seri keilmuannya
//Melakukan thariqat dan ma’rifatnya
//Juga hakekat sampai terasa 2x
Alquran qodim wahyu minulyo
Tanpo ditulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo2x
//Alquran qodim wahyu yang mulia
//Tanpa ditulis bisa dibaca
//Itu wejangan guru waskita
//Ditancapkan ke dalam dada2x
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mujizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman 2x
//Tertempel di hati dan pikiran
//Merasuk ke dalam badan dan tubuh
//Mujizat rasul jadi pedoman
//Sebagai jalan meniti iman 2x
Kelawan Allah kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
ditirakati diriyadhohi
dzikir lan suluk jo nganti lali 2x
//Karena Allah yang maha suci
//Harus mendekatkan diri siang dan malam
//Diusahakan dan dilatih
//Dzikir dan suluk jangan dilupakan 2x
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas pasan
Kabeh tinakdir saking pangeran 2x
//Hidupnya tentram dan merasa aman
//Itulah perasaan tanda beriman
//Sabar menerima meski pas pasan
//Semua yang ditakdirkan dari Tuhan 2x
Kelawan konco, dulur lan tonggo
Kang padha rukun….
Iku sunnahe rasul kang mulya
nabi Muhammad panutan kita2x
//Terhadap teman, saudara dan tetangga
//Yang saling rukun…
//Itu sunnah Rasul yang mulia
//nabi Muhammad suri tauladan kita-2x
Ayo nglakoni sekabehane
Allah kang bakal ngangkat drajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate 2x
//Mari melakukan semuanya
//Allah yang akan mengangkat derajatnya
//Meskipun rendah secara lahiriah
//Namun mulia kedudukan derajatnya 2x
Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese 2x
//Saat tiba pada akhirnya
//Tidak tersasar roh dan sukmanya
//Disanjung Allah surga tempatnya
//Utuh mayatnya juga kafannya 2x
Jumat, 24 Februari 2012
RAMALAN JAYA BAYA
# Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
# Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
# Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
# Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
# Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
# Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
# Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
# Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
# Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
# Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
# Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
# Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
# keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
# Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
# Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
# Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
# Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
# Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
# Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
# Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
# Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
# Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
# Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
# Nantang bapa--- Menantang ayah.
# Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
# Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
# Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
# Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
# Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
# Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
# Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
# Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
# Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
# Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
# Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
# Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
# Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
# Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
# Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
# Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
# Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
# Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
# Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
# Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
# Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
# Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
# Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
# Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
# Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
# Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
# Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
# Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
# Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
# Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
# Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
# Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
# Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
# Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
# Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
# Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
# Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
# Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
# Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
# Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
# Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
# Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
# Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
# Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
# Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
# Akeh laknat--- Banyak kutukan
# Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
# Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
# Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
# Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
# Guru disatru---Guru dimusuhi.
# Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
# Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
# Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
# Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
# Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
# Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
# Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
# Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
# Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
# Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
# Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
# Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
# Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
# Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
# Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
# Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
# Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
# Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
# Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
# Akeh barang haram---Banyak barang haram.
# Akeh anak haram---Banyak anak haram.
# Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
# Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
# Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
# Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
# Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
# Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
# Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
# Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
# Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
# Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
# Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
# Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
# Sing wedi mati---Yang takut mati.
# Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
# Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
# Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
# Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
# Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
# Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
# Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
# Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
# Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
# Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
# Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
# Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
# Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
# Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
# Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
# Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
# Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
# Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
# Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
# Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.
# Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
# Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
# Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
# Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
# Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
# Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
# Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
# Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
# Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
# Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
# Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
# Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
# Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
# Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana
# Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
# Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
# Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
# Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
# Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
# Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
# Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
# Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
# Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
# Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
# Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
# Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
# Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
# Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
# Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
# Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
# Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
# Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
# Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
# Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
# Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
# Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
# Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
# Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
# Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
# Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
# Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
# Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
# Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
# Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
# Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
# Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
# Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
# Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
# Agama ditantang---Agama ditantang.
# Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
# Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
# Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
# Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
# Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
# Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
# Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
# Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
# Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
# Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
# Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
# Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
# Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
# Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
# Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
# Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
# Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
# Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
# Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
# Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
# Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
# Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
# Buruh mangluh---Buruh menangis.
# Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
# Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
# Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
# Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
# Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
# Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
# Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
# Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
# Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
# Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
# Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
# Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
# Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
# Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
# Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman
# Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
# Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
# Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
# Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
# Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
# Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
# Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
# Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
# Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
# Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
# Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
# keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
# Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
# Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
# Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
# Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
# Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
# Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
# Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
# Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
# Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
# Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
# Nantang bapa--- Menantang ayah.
# Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
# Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
# Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
# Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
# Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
# Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
# Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
# Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
# Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
# Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
# Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
# Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
# Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
# Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
# Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
# Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
# Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
# Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
# Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
# Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
# Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
# Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
# Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
# Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
# Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
# Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
# Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
# Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
# Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
# Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
# Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
# Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
# Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
# Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
# Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
# Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
# Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
# Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
# Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
# Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
# Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
# Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
# Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
# Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
# Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
# Akeh laknat--- Banyak kutukan
# Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
# Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
# Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
# Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
# Guru disatru---Guru dimusuhi.
# Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
# Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
# Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
# Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
# Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
# Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
# Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
# Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
# Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
# Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
# Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
# Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
# Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
# Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
# Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
# Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
# Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
# Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
# Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
# Akeh barang haram---Banyak barang haram.
# Akeh anak haram---Banyak anak haram.
# Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
# Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
# Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
# Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
# Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
# Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
# Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
# Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
# Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
# Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
# Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
# Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
# Sing wedi mati---Yang takut mati.
# Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
# Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
# Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
# Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
# Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
# Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
# Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
# Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
# Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
# Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
# Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
# Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
# Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
# Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
# Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
# Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
# Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
# Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
# Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
# Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.
# Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
# Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
# Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
# Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
# Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
# Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
# Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
# Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
# Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
# Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
# Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
# Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
# Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
# Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana
# Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
# Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
# Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
# Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
# Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
# Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
# Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
# Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
# Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
# Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
# Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
# Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
# Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
# Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
# Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
# Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
# Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
# Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
# Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
# Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
# Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
# Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
# Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
# Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
# Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
# Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
# Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
# Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
# Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
# Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
# Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
# Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
# Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
# Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
# Agama ditantang---Agama ditantang.
# Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
# Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
# Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
# Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
# Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
# Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
# Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
# Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
# Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
# Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
# Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
# Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
# Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
# Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
# Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
# Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
# Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
# Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
# Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
# Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
# Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
# Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
# Buruh mangluh---Buruh menangis.
# Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
# Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
# Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
# Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
# Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
# Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
# Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
# Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
# Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
# Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
# Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
# Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
# Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
# Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
# Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman
Langganan:
Postingan (Atom)